Tuesday, August 28, 2007

Sumber Terbuka

Dulu sekali, saya pernah membaca sebuah artikel menarik tentang Bahasa Indoneisa di sebuah blog yang saya sudah lupa alamatnya. Beberapa waktu kemudian, mbak ini menulis hal serupa tapi kaitannya dengan musik disini. Akhirnya tadi malam, setelah membaca tulisan ini, saya membulatkan tekad untuk menuliskan apa yang sudah lama terpendam di kepala saya.

Semakin hari, telinga kita yang orang Indonesia ini semakin akrab dengan bahasa Inggris ya? Coba sesekali mainlah ke labtek lima. Gunakan lift untuk naik ke lantai empat. Di ujung kiri lorong, Anda akan menemukan lab tiga. Disanalah lab khusus bagi mahasiswa yang ingin menggunakan laptop. Kebanyakan mereka, bermodalkan koneksi kabel LAN ataupun wireless, sedang asik browsing, entah sekedar membaca email atau chatting. Tak sedikit pula yang menggunakan lab untuk bermain game online.

Hehe.

Kenapa ya? Bisa banyak alasan. Yang jelas, entah kenapa bahasa Inggris bisa membuat kata – kata yang sesungguhnya janggal jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi terdengar 'keren'. Contoh yang paling umum adalah di dunia musik dan film. Anda tidak terganggu kan dengan judul - judul lagu Linkin Park seperti “Crawling” atau ''Numb”. Coba bayangkan jika kita terjemahkan judul – judul tersebut menjadi “Merangkak” dan “Kaku”. Demikian pula dengan nama – nama band seperti “Funeral for a Friend”, “My Chemical Romance” atau “The Rolling Stones” yang tidak terasa janggal seperti “Pemakaman untuk Seorang Teman”, “Kisah Cintaku yang Berkimia' atau “Batu Bergulir”. Untuk film saya ingin ambil contoh “Original Sin”, jika diterjemahkan jadi “Dosa Asli”, seperti judul film – film murah tak berkelas macam “Ranjang Ternoda” atau “Gairah Membara” saja.

Mungkin itu sebabnya para penyiar radio di stasiun radio yang 'gaul' gemar berbahasa Inggris. Menurut saya, salah satu karir menarik bagi mereka jika pensiun dari profesi penyiarnya adalah menjadi pengajar bahasa Inggris. Terbayang percakapan seperti ini, “Ok class, let's move on to next chapter! This one great chapter is from Stroustroup with The Art of Programming! Check this out!

Makanya saya senang dan bangga sekali dengan tema OSKM 2004 yang saya ikuti dulu. Indonesia banget lah. Peserta dipanggil sebagai “Satria” dan “Srikandi”, lantas panitia disebut dengan “Kawula”. Ada Kawula Rahwana (amarah membawa bencana), Kawula Mandala (aman dan lancar), Kawula Husada, dan Kawula Punggawa (dua yang terakhir saya lupa kepanjangannya). Tema terbagus yang pernah ada di OSKM, saya rasa. Saya iri pada orang – orang yang bisa membuat terminologi bahasa Indonesia yang menarik.... .

Diluar hal itu, menurut saya memang adakalanya bahasa Inggris tidak bisa digantikan. Dalam bidang keilmuan yang sedang saya pelajari misalnya. Jangan minta saya terjemahkan kata “microcontroller” ya. Micro artinya kecil, controller artinya pengatur. Jika microcontroller saya terjemahkan sebagai pengatur kecil, jadi salah dong. Jika diterjemahkan balik bisa – bisa jadi “little manager”. Jika saya terjemahkan sebagai pengatur yang kecil – kecil, ah, susah pula. Biarlah dia tetap kita sebut sebagai “microcontroller” ya.

Jadi rasanya saya tetap harus menginstall beragam library pendukung yang open source agar aplikasi yang saya kerjakan bisa segera selesai dengan bantuan API yang disediakan. Kan sulit jika saya harus menanam (sebagai terjemahan kata install?) beragam perpustakaan (sebagai terjemahan library?) yang sumber terbuka (sebagai terjemahan kata open source). Hehe.

Sudah dulu ah, postingan kali ini sudah cukup panjang rasanya. Oiya, tulisan ini juga saya repost disini. :D

Thursday, August 23, 2007

Yang Penting: Passion!

Akhirnya posting lagi. Ternyata dua bulan terakhir, frekuensi saya menulis di blog ini dan blog yang satunya lagi sangat menurun.

Sekarang sudah hari keempat sejak kuliah semester ganjil berjalan. Akhirnya saya sudah memilih mata kuliah apa saja yang ingin saya pelajari semester ini. Sejauh ini ternyata semuanya mata kuliah yang banyak peminat. Semua mata kuliah yang saya ambil, jumlah pesertanya lebih dari 40 orang. Yang terparah adalah Maninov: 413 peserta! Nampaknya reputasi pak Gede Rake memang sangat luar biasa. Tapi, diantara semua mata kuliah yang saya ikuti sejauh ini, yang paling menarik adalah: DK2148, Tinjauan Huruf. Kenapa? Hmm..., mari kita mulai.

Pagi ini rasanya pertama kalinya sejak berkuliah di ITB saya menjejakkan kaki di wilayah FSRD selain lapangan dan parkir SR. Rasanya gugup. Hehe. Berasa seperti murid pindahan di hari pertama sekolah (walaupun sebenarnya saya tidak pernah sih merasakan jadi murid pindahan). Dan ya, memang suasananya berbeda ternyata di daerah sana. Lebih... apa ya... tak terawat mungkin. Apalagi jika dibandingkan dengan labtek V. Yah, mungkin memang begitu penghuninya, agak cuek dan eksentrik. Mungkin.

Ya, meskipun setelah masuk kuliah beberapa lama, SR yang selama ini hanya saya andai - andaikan sebagai daerah nyentrik ternyata tidak seajaib yang ada di benak saya. Well, setidaknya tidak sampai lihat ada yang memakai jubah sihir dan membawa sapu (emangnya SR itu Hogwarts apa?). Ada sih beberapa hal yang unik seperti:
  • Tidak ada kursi bertangan, khas ruang kuliah, di ruang kelas DKV 2 tadi. Yang ada justru meja - meja beralaskan kertas milimeter block yang dilapisi plastik transparan supaya waterproof. Mungkin minggu depan saya coba ambil screen shot ruang kelasnya.
  • Peralatan kuliah saya sekarang jadi bertambah: kuas nomor 10, pensil berbentuk pipih, kuas 1 inchi, dan cat poster. Haha!
  • Praktikum dengan perintah: "ayo, silakan corat coret kertas koran yang kalian bawa... terserah, coret apa aja.... ."
Diluar sedikit hal tadi, ada sebuah pengalaman menarik yang saya dapat. Bila biasanya para pengajar memberi wejangan seperti, "yang penting belajar itu work hard" atau "yang penting belajar itu work smart" atau yang senada dengan itu, maka tadi saya mendapat wejangan yang berbeda dari pengajar mata kuliah Tinjauan Huruf (duh, masih belum hafal namanya nih). Beliau bilang, "belajar itu yang penting passion-nya!" Hehe! Ya, ternyata memang ada cara pandang yang berbeda ya... . Passion! Hwehehehe.

Friday, August 03, 2007

Mercato pribadi dimulai!!

Mercato alias masa transfer adalah momen yang sangat penting bagi seluruh klub. Salah strategi transfer bisa berakibat fatal bagi perjalanan klub selama satu musim ke depan, dan mungkin selamanya. Lantas apa hubungannya 'mercato' dengan label 'seputar perkuliahan' dong?

Nah, di bulan ini, pertama kalinya sejak saya mencicipi bangku akademis, saya akan punya kesempatan untuk memilih mau mengambil mata kuliah apa! Oh yeah... aroma kebebasan merasuki saya! Rasanya seperti sedang musim mercato kalau lagi main Football Manager.

Semua orang tentu punya strategi mercato sendiri dalam memilih mata kuliah di semester tujuh ini. Ada beragam alasan untuk memilih mata kuliah, seperti:

- Kejar paket A

Tentu sudah sering terdengar kabar bahwa ada beberapa mata kuliah sangat 'generous' dalam memberikan nilai. Untuk mereka yang beraliran 'realis' mungkin akan lebih memilih mata kuliah yang pada tahun2 sebelumnya saat pengumuman nilai hanya terdapat dua jenis indeks: A dan B. Siapa yang tidak tergiur?

- Suka dengan mata kuliah lab tertentu

Ya, tentu ada kecenderungan juga terhadap lab tertentu kan... . Saya sendiri menyenangi pelajaran yang datang dari lab GAIB, meskipun nilai2 saya di mata kuliah2 tersebut tidak bagus. Ada juga yang menyenangi mata kuliah dari lab Basis Data, dari lab SI, dan lain lain. Prediksi saya, akan ada sebuah lab yang mata kuliahnya sepi peminat..., yaitu.. lab.. S***r, ups! Sebut merk... :p

- Melihat dunia luas

Selama kurang lebih dua tahun belakangan, nampaknya habitat bermain mahasiswa IF tidak jauh dari ruang 7602 dan 7606. Rasanya sih hanya ada beberapa mata kuliah yang mengizinkan kita melihat dunia luar: Agama, Manajemen Industri, PPKN, what else? Kuliah pilihan adalah kesempatan! Dari status2 instant messenger akhir2 ini, mata kuliah Manajemen Inovasi nampaknya menjadi favorit. Entah apapun alasannya.

- Kecenderungan terhadap dosen tertentu

Ada apa ya? Entah sih, tapi yang jelas alasan saya memilih mengambil mata kuliah Manajemen Inovasi adalah demi bisa diajar oleh Pak Gede Rake. Kalau bukan beliau yang mengajar, I'll consider to drop this subject.

Oiya, kecenderungan ini juga bisa berarti kecenderungan menghindari lho. Kalau saya sih memang ada nama tertentu yang saya hindari..., tapi tak usah disebutkan di tempat public begini lah ya... .

- Orientasi jauh kedepan

Bisa macam2. Bisa demi mendukung pengerjaan TA. Bisa demi mendukung karir kedepannya -wow! ada ya yang udah mikir segitu? pasti ada sih, yakin-. Bisa demi memudahkan jodoh dan melanggengkan rumah tangga masa depan... Plok! Emang mata kuliah apa coba yang bisa mendukung kaya beginian?!

- Lain lain

Ya, lain lain aja. Banyak lah alasan orang memilih mata kuliah, should I write it all?

Ok, sekarang... saya sendiri masih bingung mau memilih mata kuliah apa. Satu yang pasti jelas: Maninov. Semoga masih Pak Gede Rake yang mengajar. Tendensi ke lab GAIB membuat saya tertarik dengan Sistem Berbasis Pengetahuan. KP pasti diambil. Lalu lalu? Machine Learning, mata kuliah lab GAIB lainnya, nampaknya menarik. Aplikasi Perancangan Berorientasi Objek nampaknya juga. Berapa sks sudah ya? Baru 14 sks. Sebenarnya sih sudah sejak lama saya memendam hasrat untuk mengambil mata kuliah SR: Tipografi. Serius. Bukan karena berharap bisa bertemu dengan lebih banyak makhluk tak berjakun di kelas, lho. I'm not that shallow! I'm just quite fond of art and I find that this 'tipografi' thing may be useful in my field. Steve Jobs once took this subject when he was in college and it is often believed that the early Apple had better fonts because of Steve's experiences on this subject. Tapi nampaknya sulit, khawatir banyak skill dasar yang harus dimiliki untuk bisa survive di mata kuliah ini.

Hmm, apalagi ya? Tiga sks lagi?? Yang jelas bukan TA1. Hehe. Itu nanti saja, di semester 9. Saya berencana lulus Maret 2009. :D

Apa dong?? Ya, nanti lagi lah dipikirkan, toh masih ada beberapa hari untuk berpikir. Santai saja, tidak perlu terburu2. Yang terpenting adalah mengambil pilihan yang bisa saya pertanggung jawabkan. Ini pertama kalinya saya ambil mata kuliah atas keinginan sendiri, jadi tidak boleh ada lagi di semester depan kalimat seperti ini, "I hate this subject!"

Pilih sendiri, tanggung jawab sendiri!