Beberapa malam lau, saya menyaksikan sebuah acara yang 'lucu' di salah satu stasiun televisi. Bukan, bukan... bukan acara lawak sesungguhnya. Dan sesungguhnya acara itu memang tidak dibuat untuk melucu. Tajuk acaranya kalau tidak salah ada selintas kata - kata 'Ramadhan Bersama XXX' (silakan isi variabel 'XXX' dengan salah satu merk rokok ya!).
Kira – kira bagaimana gambaran Anda mendengar tajuk 'Ramadhan Bersama'? Hmm, mungkin yang terbayang adalah acara sejenis pesantren kilat, atau mungkin taushiah, atau kultum? Ya, sejelek – jeleknya mungkin 'buka bersama' lah ya? Ups! Anda salah! Acaranya ternyata berupa konser band Padi.
Saya salah satu penggemar Padi, percayalah! Tidak fanatik sih, tapi saya hafal discography album mereka. Pun, karena jaman itu saya belum mengenal mp3 bajakan, saya memiliki semua album Padi. Saya suka dengan hampir seluruh lagu mereka, dari yang secadas 'Sobat' hingga se-mellow 'Kasih Tak Sampai'. Dan, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada band ini, saya tetap menganggap acara ini adalah acara yang lucu.
Kenapa?
Karena tidak ada 'nyambung'-nya sama sekali antara sebuah konser dengan momen Ramadhan! Tidak ada hubungannya antara lirik lagu, “Oo sobat, maafkan aku mencintainya” dengan spirit Ramadhan! Tidak ada korelasi logis antara moshing dengan semangat Ramadhan! Dan saya merasa sama sekali tidak melihat satu pun pesan tentang Ramadhan pada acara itu. Lebih baik buang saja embel – embel konser Ramdhan nya! I might enjoy the concert more without that 'Ramadhan things'.
Itulah! Dunia entertainment sekarang seringkali seenaknya memanfaatkan momen. Masih bagus kalau momen tersebut memang masih dimanfaatkan sewajarnya, dalam artian: acara yang dibuat memang sesuai dengan spirit dari momen yang dimanfaatkan. Sebagian besar stasiun televisi mengisi acara sahur dengan acara lawak. Lawak yang tanpa arah dan tanpa pesan sedikit pun! Kalaupun ada hal yang bisa saya ambil paling saya berterimakasih pada Komeng dan Adul yang membuat saya tidak mengantuk saat makan sahur. Stasiun televisi juga memberikan rangkaian sinetron spesial Ramadhan yang sebenarnya minim pesan Islamnya. Hanya paling para tokoh di sinetron tersebut sedikit lebih gemar berucap, 'astaghfirullah' dan 'alhamdulillah' serta di beberapa scene para pemeran wanitanya gemar menggunakan selendang (dan saya tidak melihat selendang sebagai alat untuk menutup aurat), selebihnya? Yang dibahas cinta lagi, cinta lagi!
Demikian, tidak hanya momen Ramadhan yang 'dimanfaatkan'. Momen – momen keagamaan lain pun seringkali dieksploitasi. Demikian juga momen kemerdekaan RI yang semarak diisi aneka ragam konser yang sama sekali tak mengusung nilai nasionalisme. Dasar televisi! Gemar mengkesploitasi momen! Sekarang ada 'Konser Bareng Ramadhan', 'Lawak Spesial Ramdhan', lama – lama mungkin ada 'Kontes Putri Indonesia Spesial Ramadhan! Semua saja pakai istilah spesial Ramadhan! Ga nyambung gapapa!
Tapi saya bersyukur sih masih ada pelaku dunia hiburan yang benar – benar berniat memberi 'sesuatu' untuk momen Ramadhan ini. Apresiasi yang besar saya berikan pada salah seorang idola saya, Deddy Mizwar, yang setia menghadirkan hiburan – hiburan bermutu dan sarat makna. Terhitung sejak dulu ada 'Lorong Waktu', 'Kiamat Sudah Dekat Serial TV', hingga sekarang ada 'Para Pencari Tuhan', Om Deddy masih konsisten dengan pesan – pesan moralnya. Salut buat si Om!
Oiya, terkahir, saya sama sekali tidak berniat menjelekkan citra Padi lho. I'm a fan of them! Dan bagaimana pun saya masih harus berterimakasih bagi para perusahaan rokok yang telah berperan serta dalam memiskinkan ekonomi dan kesehatan rakyat Indonesia dan meberikan 'kompensasi' tidak seimbang berupa mensponsori siaran konser serta siaran langsung liga sepakbola mancanegara. Sudah ah, saya mau nonton Liga Italia Spesial Ramadhan! Forza Juve! :)
Kira – kira bagaimana gambaran Anda mendengar tajuk 'Ramadhan Bersama'? Hmm, mungkin yang terbayang adalah acara sejenis pesantren kilat, atau mungkin taushiah, atau kultum? Ya, sejelek – jeleknya mungkin 'buka bersama' lah ya? Ups! Anda salah! Acaranya ternyata berupa konser band Padi.
Saya salah satu penggemar Padi, percayalah! Tidak fanatik sih, tapi saya hafal discography album mereka. Pun, karena jaman itu saya belum mengenal mp3 bajakan, saya memiliki semua album Padi. Saya suka dengan hampir seluruh lagu mereka, dari yang secadas 'Sobat' hingga se-mellow 'Kasih Tak Sampai'. Dan, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada band ini, saya tetap menganggap acara ini adalah acara yang lucu.
Kenapa?
Karena tidak ada 'nyambung'-nya sama sekali antara sebuah konser dengan momen Ramadhan! Tidak ada hubungannya antara lirik lagu, “Oo sobat, maafkan aku mencintainya” dengan spirit Ramadhan! Tidak ada korelasi logis antara moshing dengan semangat Ramadhan! Dan saya merasa sama sekali tidak melihat satu pun pesan tentang Ramadhan pada acara itu. Lebih baik buang saja embel – embel konser Ramdhan nya! I might enjoy the concert more without that 'Ramadhan things'.
Itulah! Dunia entertainment sekarang seringkali seenaknya memanfaatkan momen. Masih bagus kalau momen tersebut memang masih dimanfaatkan sewajarnya, dalam artian: acara yang dibuat memang sesuai dengan spirit dari momen yang dimanfaatkan. Sebagian besar stasiun televisi mengisi acara sahur dengan acara lawak. Lawak yang tanpa arah dan tanpa pesan sedikit pun! Kalaupun ada hal yang bisa saya ambil paling saya berterimakasih pada Komeng dan Adul yang membuat saya tidak mengantuk saat makan sahur. Stasiun televisi juga memberikan rangkaian sinetron spesial Ramadhan yang sebenarnya minim pesan Islamnya. Hanya paling para tokoh di sinetron tersebut sedikit lebih gemar berucap, 'astaghfirullah' dan 'alhamdulillah' serta di beberapa scene para pemeran wanitanya gemar menggunakan selendang (dan saya tidak melihat selendang sebagai alat untuk menutup aurat), selebihnya? Yang dibahas cinta lagi, cinta lagi!
Demikian, tidak hanya momen Ramadhan yang 'dimanfaatkan'. Momen – momen keagamaan lain pun seringkali dieksploitasi. Demikian juga momen kemerdekaan RI yang semarak diisi aneka ragam konser yang sama sekali tak mengusung nilai nasionalisme. Dasar televisi! Gemar mengkesploitasi momen! Sekarang ada 'Konser Bareng Ramadhan', 'Lawak Spesial Ramdhan', lama – lama mungkin ada 'Kontes Putri Indonesia Spesial Ramadhan! Semua saja pakai istilah spesial Ramadhan! Ga nyambung gapapa!
Tapi saya bersyukur sih masih ada pelaku dunia hiburan yang benar – benar berniat memberi 'sesuatu' untuk momen Ramadhan ini. Apresiasi yang besar saya berikan pada salah seorang idola saya, Deddy Mizwar, yang setia menghadirkan hiburan – hiburan bermutu dan sarat makna. Terhitung sejak dulu ada 'Lorong Waktu', 'Kiamat Sudah Dekat Serial TV', hingga sekarang ada 'Para Pencari Tuhan', Om Deddy masih konsisten dengan pesan – pesan moralnya. Salut buat si Om!
Oiya, terkahir, saya sama sekali tidak berniat menjelekkan citra Padi lho. I'm a fan of them! Dan bagaimana pun saya masih harus berterimakasih bagi para perusahaan rokok yang telah berperan serta dalam memiskinkan ekonomi dan kesehatan rakyat Indonesia dan meberikan 'kompensasi' tidak seimbang berupa mensponsori siaran konser serta siaran langsung liga sepakbola mancanegara. Sudah ah, saya mau nonton Liga Italia Spesial Ramadhan! Forza Juve! :)
2 comments:
yang lebih parah bal, gw pernah liat iklan acara di tivi:
"Dugem Spesial Lebaran"
hellooooooo...udah gila orang-orang...
hahahha, saya suka tulisan kamu. setuju banget. nice blog. salam kenal ya =] kita sering ketemu loh sbenernya, hhehehe
Post a Comment