Monday, June 16, 2008

For Better Football

Um, I've been a football fan for quite 12 years now. Dan sepanjang itu pula saya melihat hal - hal menyenangkan dan hal - hal tidak menyenangkan dari sepakbola. Sekarang, saya rasa tidak ada salahnya kalau saya boleh berandai - andai, umpama... saya Sepp Blatter, maka saya ingin mengimplementasikan beberapa aturan. Ok, sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin menegaskan bahwa apa yang saya tuliskan berikut cuma opini jail dan tentunya tidak perlu diperdebatkan secara ilmiah. But I try to make it as logical as possible.

  • Replay video to Help referee decision
Idenya begini, semakin lama... semakin banyak saja keputusan wasit yang berbau kontroversial. Dalam perspektif saya, ini mudah saja dipahami, wasit hanya 1 dan hanya dibantu 2 hakim garis. Tentunya sangat sulit berlari mengikuti kecepatan para atlit dong... . Pasti sulit untuk bisa mengamati dengan benar 100% setiap kejadian di lapangan.

Yang menyebalkan, kadang keputusan yang salah bisa mengubah pertandingan 180 derajat! Contoh kasus: menganulir gol yang sebenarnya onside, memberikan penalti yang salah, mengesahkan gol yang sebenarnya offside, etc. Hal - hal seperti ini mengganggu dan kadang menimbulkan "teori konspirasi" diantara para fans. Saya sendiri sebagai tifosi Itali tidak terlalu percaya bahwa UEFA berusaha menyingkirkan Itali meskipun wasit secara fatal menganulir gol Luca Toni pada partai Rumania vs Itali yang lalu. That's human error, I guess.

Nah itulah! Human made error, that's why we invent technology! Ya kan sekarang kamera sudah terpasang dengan baik di stadion - stadion di Eropa. Kenapa tidak digunakan untuk membantu keputusan wasit? Ada baiknya mencontoh olahraga tenis. Setahu saya dalam tenis, seorang pemain punya jatah 3 kali untuk meminta wasit memeriksa rekaman video untuk memastikan keputusannya benar atau salah. Kenapa tidak dalam sepakbola? Saya merasa agak tidak adil bahwa seorang pemain bisa diberi hukuman larangan bermain pasca pertandingan berkahir dengan dasar bukti rekaman video. Artinya, sistem yang ada saat ini membolehkan sebuah kesalahan pemain yang tidak terhukum untuk dihukum di kemudian waktu dengan dasar rekaman video. Sebaliknya, sistem saat ini tidak memungkinkan keputusan yang merugikan pemain untuk bisa "diralat". Well... my common sense tells me that it's not fair.
  • Banning diving players while the play is on
Seringkali saat terjadi serangan balik yang cepat, tiba - tiba ada seorang pemain dari tim yang terkena serangan balik terjatuh dan mengerang kesakitan! Ugh! Salah satu momen paling menyebalkan, menurut saya. Ini juga suatu hal yang aneh, jika pemain yang terjatuh adalah tim lawan, umumnya penonton akan mencibir jika tim lawan tidak membuang bola untuk memberi kesempatan si pemain yg terjatuh tadi untuk diobati. Tapi, tak jarang saya lihat saat yang mengerang kesakitan adalah pemain dari tim yang sedang menguasai bola, permainan terus dilanjutkan... . Tidak adil.

Bagaimana kalau setiap pemain yang "terjatuh" pada saat bola play on, maka permainan harus dihentikan dan setelah permainan dilanjutkan pemain tersebut harus berada di luar lapangan dalam jangka waktu yang cukup lama, misal 10 menit. Dengan begini, seseorang akan berpikir banyak untuk "pura - pura cedera". Oiya, sekali lagi, ini hanya untuk yang "terjatuh" pada saat play on lho, jadi kalau ada pemain yang di-tackle dan lantas dinyatakan sebagai pelanggaran tentu tidak termasuk dalam perhitungan ini. Ayo, no country for divers!
  • Salary cap dan budget transfer limit
I once love football very much before money taking its toll too much in the fields. Sekarang... semua serba runyam. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin dan minim prestasi. Ok, Anda bisa bilang bahwa "uang tidak bisa memberi gelar". Tapi uang bisa membeli semua pemain yang dibutuhkan oleh sebuah klub untuk meraih gelar. Jurang antara klub kaya dan klub miskin semakin besar. Butuh data? Musim 2006/2007 big four liga Inggris hanya total kalah 1 kali dalam laga kandang melawan klub di luar big four tersebut. The competition now is only among the rich.

Harus ada salary cap dan budget transfer limit sehingga klub kelewat banyak duit macam Chelsea dan Real Madrid tidak bisa seenaknya merusak harga pasar dan membajak talenta - talenta besar dari klub semenjana. Jika setiap kali pemain macam C. Ronaldo dan Luis Nani muncul langsung diserobot MU, bagaimana klum macam Sporting dan FC Porto mau berkembang? I'm quite sick enough about how money influence the real world... . Could we preserve football from the evil of industrial world?
  • 6 + 5
Haha... ide yang ini sudah dilontarkan oleh Sepp Blatter sih: 6+5. Tentu para pemilik klub dan mungkin penggemar EPL bakal "dying" jika aturan ini diberlakukan.

6+5 artinya adalah dalam satu pertandingan, sebuah klub minimal harus memiliki 6 pemain asli negara bersangkutan atau yang dididik di negara tersebut. Ini bakal menarik.... . Kenapa? Masih berkaitan dengan poin sebelumnya..., untuk mencegah pembajakan aset dari klub - klub di negara semenjana. Ayolah... siapa sih yang tidak kenal Messi, Ronaldinho, Robinho, Baptista?? Tapi siapa yang kenal klub Brazil dan Argentina, negara asal mereka?

Aturan ini akan mencegah liga - liga eropa semakin kaya dan semakin berkuasa. Bagaimana tidak, semua pemain hebat dari berbagai benua tentu ingin bermain disana? Kapan dong liga lain maju? Kapan dong akhirnya Persija punya fans club di kota Turin? Kapan dong Liga Champions Asia hak siarnya mahal dan tinggi?


Ya... itu aja sih sekilas pemikiran iseng. Hehe. Well, saya bukan praktisi sepakbola sama sekali, jadi kalau dirasa pemikiran saya "konyol" ya tak apa. Ndak akan tersinggung. :D

1 comment:

QuchQuch said...

Kalo pemain muda ga diserobot semua, Ajax udah jadi dewa banget dong...
Hahaha...
Anyway, kalo MU kan beli pemainnya pas mereka blom terlalu terkenal... Lha kalo Madrid?... Semuanya aja mau dibeli...