Katakanlah saya sedang meracau. Terutama pada dua minggu terakhir memang saya banyak melakukan tindakan yang mengindikasikan terlahir dari pemikiran yang tidak jernih. Salah satu tindakan tersebut adalah saat akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan liabilitas baru di saat resesi ekonomi global. Bahasa gampangnya: beli notebook baru di saat dollar sedang naik!
Jadilah saya aktif menulusuri toko - toko online untuk melakukan survey harga. Kalau masih perihal harga, ternyata memang tidak sulit dicari. Bhineka.com, misalnya, menyediakan informasi yang lengkap dari segi harga dan spesifikasi produk. Jadilah pada akhirnya, dengan menempatkan kemampuan processor, merk chipset, ukuran memori dan budget kantong sendiri sebagai komponen utama penilaian, beberapa nominator pun siap untuk masuk ke tahap selanjutya: benchmarking! Here comes the hardest part!
Sebagai seorang fungsionalisme*, tentunya saya sangat menjunjung tinggi nilai - nilai benchmarking. Ahaha. Oleh karena itu, bergegaslah penulusuran dilanjutkan ke situs - situs seperti www.notebookreview.com.
Persoalannya..., notebook - notebook yang sudah saya filter tadi, tidak ada di daftar benchmark mereka! Dung! Kenapa? Karena memang semua yang masuk daftar kandidat adalah merk lokal: beberapa seri BYON dan seri AXIOO. Paling hanya ada merk - merk internasional macam Acer, Toshiba, Asus, Lennovo atau Sony. Apart from Acer, merk - merk lain sudah diluar jangkauan kantong saya. Dari segi spesifikasi, Acer dengan kisaran harga yang sama cenderung kalah spefisikasinya dibandingkan dengan BYON atau AXIOO.
Ah... ini lah, kan. Mencari konten lokal di dunia maya ternyata sulit sekali. Dalam domain yang lain, saya ambil contoh dengan "Goodreads". Situs semacam ini dengan konten buku - buku Indonesia ternyata sulit ditemukan. Saya tidak habis pikir sebenarnya, di saat banyak domain yang memang cocok untuk dibuat konten yang sifatnya lokal, kenapa justru para developer sibuk mengembangkan portal - portal** yang sebenarnya sudah padat pemain seperti social networking (pernah ingat cerita soal "Temanster"?).
Akhirnya, pemikiran ini membawa saya berniat untuk membuat sebuah web app untuk sebuah domain yang saya rasa sangat cocok diisi dengan konten lokal. Insya Allah dari segi konsep sudah dibuat. Sekarang sedang pemilihan framework dan persiapan konsep visual (sebenarnya di bagian ini yang butuh sekali bantuan, since I'm not quite proficient designer). Kalau sudah selesai, yang ditargetkan dalam 3 bulan, saya post lagi hasilnya dan saya pranala balik post yang ini. Mohon di doaken sahaja. Bantuan lain pun sangat diapresiasi: infrastruktur (hosting, domain, account paypal buat bayar keduanya... hehe), bantu koding, bantu kirim makanan, sampai bantu kirim salam juga boleh. :D
Eniwei, pilihan saya akhirnya jatuh BYON M31F. Sama sekali pilihan yang tidak mengecewakan! I'll write a review about this later.
Catatan:
* kata orang, idealisme itu ditandai dengan -isme, jadi ideal versi saya kan berbelanja itu berdasarkan fungsionalitas.... jadi, bikin sendiri istilah "fungsionalisme". Ga jelas.
** entah kenapa kalau dibilang "situs" orang cenderung menganggap remeh. Saya dan Syaugi berpendapat bahwa masyarakat non IT cenderung menganggap keren istilah "portal" while we prefer to say "web application" [QBL09].
Jadilah saya aktif menulusuri toko - toko online untuk melakukan survey harga. Kalau masih perihal harga, ternyata memang tidak sulit dicari. Bhineka.com, misalnya, menyediakan informasi yang lengkap dari segi harga dan spesifikasi produk. Jadilah pada akhirnya, dengan menempatkan kemampuan processor, merk chipset, ukuran memori dan budget kantong sendiri sebagai komponen utama penilaian, beberapa nominator pun siap untuk masuk ke tahap selanjutya: benchmarking! Here comes the hardest part!
Sebagai seorang fungsionalisme*, tentunya saya sangat menjunjung tinggi nilai - nilai benchmarking. Ahaha. Oleh karena itu, bergegaslah penulusuran dilanjutkan ke situs - situs seperti www.notebookreview.com.
Persoalannya..., notebook - notebook yang sudah saya filter tadi, tidak ada di daftar benchmark mereka! Dung! Kenapa? Karena memang semua yang masuk daftar kandidat adalah merk lokal: beberapa seri BYON dan seri AXIOO. Paling hanya ada merk - merk internasional macam Acer, Toshiba, Asus, Lennovo atau Sony. Apart from Acer, merk - merk lain sudah diluar jangkauan kantong saya. Dari segi spesifikasi, Acer dengan kisaran harga yang sama cenderung kalah spefisikasinya dibandingkan dengan BYON atau AXIOO.
Ah... ini lah, kan. Mencari konten lokal di dunia maya ternyata sulit sekali. Dalam domain yang lain, saya ambil contoh dengan "Goodreads". Situs semacam ini dengan konten buku - buku Indonesia ternyata sulit ditemukan. Saya tidak habis pikir sebenarnya, di saat banyak domain yang memang cocok untuk dibuat konten yang sifatnya lokal, kenapa justru para developer sibuk mengembangkan portal - portal** yang sebenarnya sudah padat pemain seperti social networking (pernah ingat cerita soal "Temanster"?).
Akhirnya, pemikiran ini membawa saya berniat untuk membuat sebuah web app untuk sebuah domain yang saya rasa sangat cocok diisi dengan konten lokal. Insya Allah dari segi konsep sudah dibuat. Sekarang sedang pemilihan framework dan persiapan konsep visual (sebenarnya di bagian ini yang butuh sekali bantuan, since I'm not quite proficient designer). Kalau sudah selesai, yang ditargetkan dalam 3 bulan, saya post lagi hasilnya dan saya pranala balik post yang ini. Mohon di doaken sahaja. Bantuan lain pun sangat diapresiasi: infrastruktur (hosting, domain, account paypal buat bayar keduanya... hehe), bantu koding, bantu kirim makanan, sampai bantu kirim salam juga boleh. :D
Eniwei, pilihan saya akhirnya jatuh BYON M31F. Sama sekali pilihan yang tidak mengecewakan! I'll write a review about this later.
Catatan:
* kata orang, idealisme itu ditandai dengan -isme, jadi ideal versi saya kan berbelanja itu berdasarkan fungsionalitas.... jadi, bikin sendiri istilah "fungsionalisme". Ga jelas.
** entah kenapa kalau dibilang "situs" orang cenderung menganggap remeh. Saya dan Syaugi berpendapat bahwa masyarakat non IT cenderung menganggap keren istilah "portal" while we prefer to say "web application" [QBL09].