Saturday, February 09, 2008

From Stats Become Myths

Masih dalam suasana tahun baru, ada beberapa hal yang saya tidak suka dari perayaan tahun baru:
  1. Kembang Api dan Petasan
  2. Terompet
  3. Ramalan Mama Xxxx atau Ki Yyyyyy

Hehe. Entah apa negeri ini sedang krisis kepercayaan akan hal – hal rasional, atau karena stasiun televisi kurang kreatif, atau mendengarkan kebohongan sudah menjadi hiburan, tapi yang jelas… setiap kali tahun baru hampir seluruh stasiun televisi dan media massa lainnya menampilkan ramalan! Ramalan yang disajikan pun beragam, mulai dari ramalan gaya astrologi biasa hingga astrologi Cina, mulai dari paranormal tradisional macam Ki Sesuatu atau Mbah Sesuatu hingga pelamar “kontemporer” macam Mama Sesuatu atau Madam Sesuatu. Guess what? Those things make me sick!

Saya hanya punya satu hipotesis dengan dunia ramal meramal: that kind of things doesn’t exist! Kenapa? Karena jika saya sungguh – sungguh bisa meramal, percayalah, saya tidak akan membuka REG RAMALANBANGIQBAL untuk Anda! Um, lebih menarik jika saya ramalkan saja saham mana yang akan naik besok di Bursa Efek Jakarta. That way, I could earn much more money, I guess.

Jadi, pertanyaan besarnya, kenapa seseorang yang sanggup melihat masa depan harus repot – repot pasang iklan di berbagai media untuk “mencari sesuap nasi ” dengan kemampuan meramalnya? Jawaban saya, because they can’t foreseen anything, kecuali mungkin market research bahwa masyarakat kita masih gampang dikibuli. Ayolah, semua orang bisa membuat ramalan seperti:

“Akan ada sosok yang dulu disegani meninggal pada tahun 2008 ini”

Oh my God! That’s so stupid because...

  1. Setiap tahunnya ada banyak orang meninggal
  2. Tidak sedikit dari orang – orang yang meninggal setiap tahunnya adalah orang yang pernah disegani, terlepas berapa besar scope nya

Kalimat ini bisa lantas dirujuk sebagai “ramalan yang tepat” seumpama orang seperti Soeharto meninggal kelak. Atau mungkin Pak Habibie, atau mungkin Hidayat Nur Wahid (alm), atau mungkin.. come on the list goes on.. orang – orang yang dulu disegani dan memang sudah kian berumur tahun ini. It’s just a matter of time that death will come after them. What is a real thing? Kalau ada yang bisa mereamalkan siapa juara Euro 2008, siapa runner up nya, berapa skornya, siapa saja pencetak gol pada partai finalnya, dan pada menit berapa gol – gol tersebut terjadi! That is a real “prophecy”.

Lucunya, hal – hal berbau “klenik” ini justru lebih sering terjadi dalam cabang olahraga yang paling saya sukai, sang candu dunia modern, sang berhala abad 21: sepakbola! Dalam sepakbola, seringkali statistik berubah menjadi mistik. Maksud? Pernah dengar komentator di televisi berargumen seperti ini,

“Tapi bung, bukankah sudah 40 tahun ini Indonesia tidak pernah menang melawan Brazil di Rio de Jeneiro? Nampaknya akan sulit ya bung?”

Ok, lupakan kenyataan bahwa contoh diatas adalah contoh yang bodoh karena…:

  1. The fact, Indonesia tidak pernah bertemu Brazil memang
  2. Apalagi di Rio de Jenero
  3. Dan mungkin 40 tahun kedepan, timnas Brazil masih belum akan sudi mengundang PSSI ke Brazil…

That’s not my point. Tapi, sering kali data statistik justru dipercaya dan diperlakukan laksana “mitos”. Tifosi lantas senang berfantasi seperti, “Dulu dengan Trio Belanda Milan buas, sekarang dengan Trio Brazil Milan makin ganas!” And this example is for real, really. Bacalah rubrik suara tifosi di tabloid Bola misalnya.

Makanya, saat Juventus –tim kesayangan saya- akan bermain, saya menghindari membeli tabloid olahraga… karena nanti saya terlalu terbawa dengan mitos – mitos tak berdasar itu. Lagi pula, saya toh tak berniat berjudi, tak ada gunanya beragam prediksi itu! Lebih enak beli koran esok paginya, tentunya kalau Juve menang! :p

2 comments:

shally said...

kunjungan balasan...^^

soal mitos, jadi inget isi satu surat di suara tifosi BOLA pas masa-masa Piala Dunia 2006.

1. Brazil yang jadi juara PD 1970 kembali menjuarai PD 1994. 1970+1994=3964
2. JerBar yang jadi juara PD 1974 kembali menjuarai PD 1990. 1974+1990=3964
3. Argentina yang jadi juara PD 1978 kembali menjuarai PD 1986.
guess what?? lagi-lagi 1978+1986=3964

jadi, Brazil yang juara PD 1958 diramalkan bakal menjadi juara PD yang ke-6 kali pada PD 2006. herannya, banyak yang percaya sama itung-itungan barusan...aneh betul

tapi, apa yang ada di suara tifosi BOLA emang cerminan kondisi bangsa kita juga, kan?

Anonymous said...

ah, kalo masalah ramal meramal nilai saham sih, itu udah urusan anak2 bimbingan TA Bu Harlili, ehehehe