Saturday, February 09, 2008

Tak Hanya Diam

Sesungguhnya, saya memiliki cukup banyak “target” untuk tahun 2008 ini. Tapi tidak semuanya saya tuliskan di blog tentunya. Yang saya tuliskan disini hanyalah hal – hal yang saya rasa ada baiknya jika di-share dengan banyak orang dan tidak menimbulkan image bahwa saya orang yang sangat eksibisionis dan ekstrovert. :D

Secara garis besar, saya berharap tahun ini saya Tak Hanya Diam. Maksudnya? Ya… tak hanya diam dalam banyak hal. Masa’ sudah hampir empat tahun berkuliah di IF ITB ga punya karya? Masa’ sudah hampir selesai kepengurusan HMIF tapi masih banyak hutang yang harus dikerjakan? Masa’ sudah setua ini belum juga punya gambaran masa depan? Masa’ jadi beraktivitas tapi ga punya integritas? Kira – kira, untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebutlah saya tidak ingin hanya diam.

Rencana Besar

Um, selama empat tahun hampir saya menjadi seorang mahasiswa informatika, tapi rasanya minim sekali saya memiliki karya. Selama ini sebagian besar hal berbau informatika yang pernah saya kerjakan adalah tugas kuliah atau tugas rekrutmen lab. Diluar itu, hanya satu atau dua proyek kecil kecilan yang pernah saya kerjakan. Oleh karena itu, saya merasa, tahun ini saya harus membuat karya. Step yang paling dekat adalah Imagine Cup. Alhamdulillah, meskipun sebenarnya sudah cukup meleset dari jadwal yang diperkirakan hingga saat ini progress nya masih cukup baik. Tim saya, Rajawali, sebenarnya sudah punya target juga tapi demi menjaga ke-tidak-eksrovert-an saya maka targetnya apa tidak akan saya ungkap dulu disini. Yang jelas targetnya cukup besar, makanya saya beri tajuk “rencana besar”.

Selain itu saya juga menargetkan bisa menyelesaikan 3 side project tahun ini. Plus kalau bisa diakhir tahun bisa mendapatkan salah satu sertifikasi programmer yang diakui internasional seperti Sun Java Certified Programmer misalnya. Dan… ya, satu lagi, mulai bulan April harus mendapatkan kerja part time! Ayo semangat! Semester 9 harus mandiri!!!

Harmoni

Salah satu masalah besar para pelaku kemahasiswaan kampus ini adalah: integritas. Saya termasuk orang yang kacau untuk urusan ini. Tah pa pa! Iqbal Farabi yang berada di forum – forum ketua himpunan sangat berbeda dengan Iqbal Farabi yang ada di ruang kelas. Tak betul! Oleh karena itu, saya rasa saya harus menjaga harmoni antara apa – apa yang saya ucapkan dan yang saya perbuat, terutama dalam konteks saya sebagai seorang ketua himpunan. Oleh karena itu, tahun ini saya bertekad untuk belajar berintegritas…. . Pasti sulit, tapi harus bisa. Tah pa pa, paham segala macam tetek bengek tri darma perguran tinggi, peran fungsi posisi mahasiswa, dan segala macam konsep dewa itu kalau praktek di lapangannya nol! Ayo… belajar berintegritas, Bal!

Belum Terlambat

Yang satu ini tentang akademis. Walaupun akan terdengar seperti excuse, namun sungguh saya bukanlah penggemar sistem pendidikan ITB. Buku “Laskar Pelangi” dan “Orang Miskin Dilarang Sekolah” yang baru – baru ini say abaca menyadarkan saya satu hal: sekolah adalah barang mewah bagi sebagian besar rakyat Indonesia! Jadi… suka atau tidak suka, saya harus menjalani kewajiban akademis saya dengan baik, dalam artian berprestasi dan berkontribusi sesuai dengan bidang saya. Supaya tidak kufur nikmat. Oleh karena itu, semester ini saya bertekad untuk berprestasi dulu, baru nanti berkontribusi. Lha, piye, mau kontribusi gimana kalo ga punya ilmu? Jadi…, mari giat kuliah semester ini, belum terlambat!

Ketika Thariq bin Ziyad tiba di semenanjung Andalusia, para prajurit yang dipimpinnya takut melihat jumlah tentara yang menghadang. Thariq lantas membakar perahu – perahu yang merupakan satu – satunya sarana untuk melarikan diri dan mengeluarkan orasinya yang terkenal itu, “bla.. bla.. bla..”. Ok, saya lupa redaksi persisnya! :p Intinya, terjemahan bebas, di belakang tinggal laut, there is no escape. Di depan ada pasukan musuh, buanyaaaaaaaak. Mundur dan kamu akan mati percuma. Maju, mati dan raihlah kehormatanmu. Hasilnya? Sebagaimana yang kita ketahui dari sejarah, pasukan Thariq bin Ziyad berhasil menaklukan Andalusia. Dan… melalui resolusi yang saya publish secara terbuka di blog ini, saya sedang membakar perahu saya.

Tribute yang sebesar – besarnya bagi Padi atas judul album dan judul – judul lagunya yang saya gunakan dalam blog ini. Semoga tidak termasuk pelanggaran hak cipta. :)

“Semua perkataan yang menjatuhkan
tak lagi kudengar dengan sungguh
Serta tutur kata yang mencela
tak lagi kucerna dalam jiwa
Ku hanya pemimpi kecil
yang berangan tuk merubah nasibnya”

-dari “Sang Penghibur” oleh Padi dalam album “Tak Hanya Diam”-

1 comment:

Rani! said...

Iqbal Farabi yang berada di forum – forum ketua himpunan sangat berbeda dengan Iqbal Farabi yang ada di ruang kelas.

bener banget..
Iqbal Farabi di kelas adalah orang yang pundungan, tukang ngeyel, jail, and so on..

social destructive banget komennya ya? :))